08 April 2008

jenuh sama dengan muak artinya bosan

fiuh...

sebenarnya 3 tahun kuliah diploma jurusan komunikasi di sebuah perguruan tinggi swasta, adalah kemauan Icha, dengan harapan begitu keluar dari masa 3 tahun belajarnya itu dia bisa langsung kerja, maklum orang tuanya selalu berfikiran,

"menimba ilmu nda' usah lama-lama yang penting terus dapet kerja..."

begitu katanya, makanya ia dikuliahkan hanya sampai D3 saja.

harap punya harap akan langsung kerja, ternyata tak lama setelah menjalin kasih dengan seorang pria dari jurusan yang sama, tak dinyana Icha pun langsung kerja, tak lama setelah tugas akhirnya selesai dan cuma tinggal nunggu wisuda-an aja.

pekerjaan ini adalah bantuan dari seorang teman, tepatnya salah seorang teman bram, pacar Icha. dan Icha begitu bersemangat karena pekerjaan ini merupakan sesuatu yang ia impi-impikan, khan jarang begitu selesai kuliah langsung kerja.

sebuah Production House (PH) milik seorang artis yang pernah terkenal di era 90an, orangnya ramah, Icha ketemu sama beberapa teman sekampusnya yang kebetulan juga kerja di PH ini, sekalian reunian, padahal belum resmi lulus.

beberapa bulan di tempat kerja itu nyaman-nyaman aja, cuma makin lama program yang sudah tayang akan segera habis, program baru pun nggak jalan-jalan ditolak melulu, kurang inilah itulah. belum lagi persaingan dengan seorang kawan lama, seorang teman sekampus yang satu angkatan, bikin makin nggak betah, Icha pun berfikir apa lagi yang dipertahankan di tempat kerjanya ini. karena belum ada program yang jalan, penghasilan pun harus terus memaklumi perusahaan, kalo perut dan tuntutan hidup bisa dimaklumi mungkin kerja nggak dibayar pun maklum-maklum aja.

Icha mulai sibuk dengan bikin surat lamaran dan CVnya yang baru, mulai cari lowongan sana sini, cuma yang diharapkan adalah tetep satu bidang.

beberapa minggu tanpa gaji, membuat Icha terbiasa memaklumi. suatu malam Bram menelpon,
"tadi Rio telepon nggak?" tanyanya, kelihatannya buru-buru
"nggak ada telepon..." Icha menjawab dengan bingun
"mmmhh..belum kali yah..."
"ada apa sih...?" tanya Icha penasaran
"nggak, tadi mas Rio nanya telepon kamu, katanya kantornya lagi butuh pegawai baru, khan lumayan"
Icha merasa terkejut mendengar cerita Bram, "yang bener, keren banget donk, kapan katanya mau telepon aku lagi?"
"mungkin sebentar lagi..."

Tanpa sadar Icha berucap syukur, kalo memang ini rejeki mudahkanlah jalannya, doanya kepada Tuhan.

Rio adalah sepupu Bram, yang kerja pada sebuah perusahaan besar, dan sangat bergengsi. pokoknya nggak mudah masuk perusahaan ini, tapi Icha pasti yakin bisa.

walaupun dapet kabar lowongan dan Rio, tapi tetep aja prosesnya secara umum, makan waktu sebulan, nunggu di panggil untuk interview, psikotest, panggilan lagi negosiasi masalah gaji, sampe akhirnya, telepon terakhir menyatakan Icha diterima dan langsung bisa kerja.

Senangnya...

buat Icha ini adalah babak dimana dia membahagiakan orang tuanya, bahwa anaknya ini sudah memberikan hadiah yang tak ternilai untuk mereka.

seiring dengan masuknya Icha di perusahaan bergengsi ini, Bram pun ternyata meraih sebuah penghargaan yang sangat besar dari negeri paman sam atas sebuah karyanya, dan Bram akhirnya diakui banyak orang. perjuangan yang nggak sia-sia khan.

Kerja yang penting enjoy dan nyaman, begitu prinsip Icha dan Bram.

tapi makin lama hubungan mereka makin nggak baik, Bram sibuk banget, Icha pun sedang jenuh sama pekerjaannya, dan menuntut Bram untuk sedikit memperhatikan dia, cuma Bram pun ternyata sedang lelah dengan pekerjaan yang selalu dibebankan ke dia.

rasanya runyam, pekerjaan ini adalah yang mereka inginkan, tapi kenapa makin lama nggak ketemu enjoynya...

Tidak ada komentar: